Belajarlah dari Masa Lalu untuk Masa Depan
Dalam konsentrasi inilah akhirnya kita dikumpulkan yang hanya beranggotakan 11 orang walaupun pada akhirnya kelas kita jadi genap 10 orang :)) kelas inilah "Kelas Timur Tengah 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta".
Keseruan-keseruan kita dengan berbagai karakter yang ada pada diri kita masing-masing itu yang akhirnya membuat keunikan untuk kelas kita. Dari mulai huru-hara yang ada sampai cerita bagi-bagi solusi dan yang lainnya sampai-sampai kita memang sudah sampai pada tahap akhir kelas kita ^^ dan ga pernah ketemu lagi. Lucunya juga kelas kita hanya diisi oleh dua orang mahasiswa laki-laki, Silam dan Aqib. Walaupun gitu tetap aja mereka baik dan care banget sama kita-kita yang notabene perempuan. Ga lupa dalam ingatan juga kalau kita itu kompak banget deh dari urusan ngerjain tugas sampai nyari wifinya pun bareng-bareng, malah sampai-sampai kita pernah ngebolang bareng gara-gara dosen salah janji untuk ga masuk padahal waktu itu dosennya mau masuk disebutlah apa yang disebut terlanjur janji dan kita malah pergi ke rumah teh teti :D.
Irma, Fitri dan Silam |
Bersambung...
gambar iini tidak seutuhnya menggambarkan apa yg ada :) |
Udah banyak tema yang dipelajari dan kebanyakan juga anggota seleksi alam pada akhirnya ada yang tetap bertahan dengan mempertahankan agenda ketemuan atau hanyut ga ada kabar. Kajian yang hadir di hari Jumat ini khusus perempuan disaat yang ikhwan pada Shalat Jum'at. Kebanyakan yang masih komitmen kajian sering merindukan kajian yang jumlahnya terbatas ini jadi lebih tepat dibilang ngobrol sih dengan satu tema. Saya sih selama ini merasa Jasmerah bantu banyak hal diperkuliahan apalagi saat ada kakak-kakak yang share soal perkuliahan, soal pengalaman belajarnya apalagi bukan semata-mata buat so so -an gituu .
Salam kangen deh pokoknya buat Jasmerah ^^
Jadi seperti ini rasanya Skripsi ituu...
Orang yang bertanya belum tentu tahu perasaan orang yang ditanya tentang pertanyaannya itu
Hari ini masih saja berkutat di Bab 2 nya Skripsi. Bayangan wisuda di Auditorium Harun Nasution jelas sudah tergambar dipelupuk mata sambil membayangkan berserinya keluarga apalagi ibu dan bapak. Tentu saja ini bukan hal yang mudah bagi saya hari ini. Wisuda adalah hasil dari pilihan-pilihan begitu juga ketepatan kapan diwisuda begitu juga. Target-target selama ini meleset menentukan jadwal wisuda saya bukan salah orang lain bahkan sama sekali tidak menyalahkan orang lain. Saya yakini bahwa selama pengerjaan skripsi ini saya sadar bahwa...
Karena kelalaian..
Bukan soal bagaimana skripsi dikerjakan cepat, tepat efektive agar cepat sidang. Menurut pandangan saya pribadi proses berlalunya skripsi juga ditentukan dari tindakan kelalaian yang telah kita perbuatan dimasa-masa ini, bukan pula semata-mata batal janjian dengan dosen, batal bikin surat penelitian dan seabreg aktivitas lainnya. Disisi lain saya merasa ada kelalaian hal lain yang membuat saya tidak pada konsisi ON pengerjaan tahap skripsi saya. Saya memulainya dari mutaba'ah yaumiyah yang menggeser karena alasan mau ngerjain skripsi. Ahh, saya lalai...Kabur terhadap Fokus
Saya pribadi menjalin banyak ikatan yang saya rasa pada akhirnya ini semua bertumpuk pada semua agenda yang terjadi bersamaan. saya sadar bahwa saya tidak fokus pada satu hal yang harusnya dapat diselesaikan. Saya mungkin tidak memahami bahwa pendekar satu jurus akan lebih hebat dari yang banyak jurus \OMDO terhadap Target
Banyak hal yang dicapai hanya dengan apa yang disebut "mikir" aja tanpa dikerjain lebih lanjut terkait tugas itu.
Sebenarnya sekarang masih minat juga dengan kreasi-kreasi kecil semacam flanel atau bikin -biki bross dari kancing dan kain perca, malah dulu punya mimpi untuk bikin toko kreasi buatan sendiri. Sampai rajinnya pernah satu masa buat-buat sendiri dan dijual dengan pasar sendiri, hehe pasarnya saat itu ada para sepupu yang jumlahnya sekitar hampir 8 orang wal hasil lumayan laaah..
Setelah ituu..
Semakin dewasa setumpuk sisa-sisa bahan flanel ini disemangati dengan embel-embel sovenir nikah. Ceritanya waktu itu ibu dari kondangan dan dapet sovenir kaca tapi bukan kaca asli ternyata itu cuma plastik perak biasa. Terus ibu bilang, " Udah, nanti mah kalau mau kasih sovenir kaca yah serius yang kaca beneran dan kalo mau bikin bikin sovenirnya dari sekarang. hahaha
Kemakan bujuk rayunya yang ga kebayang kan tamu undangan dari mana-mana akhirnya bikin jugaa
Dan karena kreasi yang sepertinya sulit dilupakan pas di KKN bermanfaat juga sebagai kenang-kenangan sendiri buat ibu RT di Babakan Madang
Ini kreasi flanel terakhir yang saya buat akhirnya. Sekarang masih kangen buat-buat lagi kayak gini :)
Setelah ituu..
Semakin dewasa setumpuk sisa-sisa bahan flanel ini disemangati dengan embel-embel sovenir nikah. Ceritanya waktu itu ibu dari kondangan dan dapet sovenir kaca tapi bukan kaca asli ternyata itu cuma plastik perak biasa. Terus ibu bilang, " Udah, nanti mah kalau mau kasih sovenir kaca yah serius yang kaca beneran dan kalo mau bikin bikin sovenirnya dari sekarang. hahaha
Kemakan bujuk rayunya yang ga kebayang kan tamu undangan dari mana-mana akhirnya bikin jugaa
Dan karena kreasi yang sepertinya sulit dilupakan pas di KKN bermanfaat juga sebagai kenang-kenangan sendiri buat ibu RT di Babakan Madang
Ini kreasi flanel terakhir yang saya buat akhirnya. Sekarang masih kangen buat-buat lagi kayak gini :)
Setiap ilmu ga akan ada yang sia-sia kok, namanya jugaa ilmuu..
Langganan:
Postingan (Atom)