Rabu, 14 September 2016 0 komentar

Semur ala Emak

Semur itu salah satu masakan kesukaan Umi (Ibu saya), tidak begitu heran sih karena keluarga kami suka sekali dengan hal-hal berbahan kecap ^^. Bukan sebuah kebetulan suka juga mungkin yaah, ada fakor pendukung lain yang akhirnya membuat umi suka dengan semur yakni Semur Emak (panggilan umi ke ibunya) Semur emak dengan cita rasa yang khas membuat kami jatuh cinta pada semurnya apalagi di cocol dengan uli (ketan yang ditumbuk) kemudian di panggang sebentar membuat semakin mantap dilidah. 


Dalam rangka itu semua, birul walidayn dan bantu-bantu emak, saya berniat mencoba masakan yang satu ini

Bahan
1 kg Daging Sapi (Iris Tipis, sesuai selera, agar bumbu cepat meresap)

Bumbu Halus
1/2 pala
2 sdm lada (Sesuai selera)
4 biji kemiri
jahe
Lengkuas
Daun Salam
4 bawang putih 
Kecap cap orangtua
Garam secukupnya

Cara Membuat
  • Bumbu halus yang telah ditumbuh lumuri dengan rata pada daging yang telah dicuci bersih campur dengan kecap dan minyak 

 
0 komentar

Dapur Ibu

Ibu memasuk di dapur, Ayah pergi ke kantor


2 penggal kalimat sederhana khas anak SD saat membuat kalimat dimula. Jauh sebelum berada hari ini, kebanyakan ibu memanglah berada di dapur-dapur mereka. Menyiapkan segalanya untuk kebutuhan anak dan suaminya. Hari ini, ternyata perlahan semua berubah, semenjak ibu yang pergi ke kantor dapur menjadi satu ruangan tak terisi hanya sisa-sisa paruh waktu saja sang ibu harus menyempatkan diri ke ruangan yang dulunya tempat sentral aktivitas ibu. Sah-sah saja memang jika ibu pergi dari dapur untuk ke kantor karena seolah semua mengaminkan, jajanan yang bikin perut anak kenyang, warung-warung makan siap saji yang sudah banyak, kebahagiaan yang tergantikan dengan berjam-jam memandang layar smartphone yang canggih mengindahkan adanya kehadiran ibu.  Belum lagi sekolah yang memakan waktu lama itu melewatkan juga kehadiran ibu. Mungkin sudah banyak yang sadar dan menyadarkan ibu untuk segera mungkin pulang ke rumah, tapi seringkali ibu mengeluh tentang segala kebutuhan harian yang tidak akan sanggup terpenuhi jika ayah saja yang pergi ke kantor. 

Ibu, pikirkanlah lagii.. Bagaimanapun dan dalam kondisi apapun, segeralah pulaang...


Tentang Dapur

Sejak kedatangan Mama Ara, dapur adalah esensi penting yang dibangun dalam rumah tangga. Sudah terasa tamparannya ketika hari ini masih belum banyak menguasai banyak menu makanan yang akan dihidangkan nanti. Ini juga menyangkut bukan soal citarasa masakah enak khas rumah makan, tapi tentang kandungan makanan yang disajikan dengan maklumat halalan Thoyyiban , tidak mengandung MSG, makanan haram, apalagi yang merusak tubuh. Untuk para calon ibu, pejuang peradaban. Kita membutuhkan generasi kuat yang akan memimpin Umat dan saya rasa ibu faktor penting untuk mempersiapkannya lewat peran dapurnya. 

Mau memotivasi diri dan sendikit berbagi untuk belajar bersama membuat list menu makanan sehari-hari yang ada di hastag #dapurhikmah


 
 
Senin, 12 September 2016 0 komentar
Melewati fase menjadi ibu memanglah bukan hal yang mudah, apapun harus disiapkan, termasuk melewati fase ini dan dibalik seorang ibu tentulah bukan hanya mencurahkan kasih sayang pada anak tercinta agar sang anak bahagia, bukan bukan saja itu, akan tetapi bagaimana segala aktivitas yang dibuatnya sang ibu mampu menjalankan tatanan hukum syara yang di pikulnya yg tentu banyak hak dan kewajibannya dalam menjalankan visi rumah tangganya.
Rabu, 07 September 2016 0 komentar
Aku ingin menjadi apa yang kau dan aku cita-citakan yang terbaik, untuk agama kita
 -Panji Ramdana, Jodoh tidak tertukar
Kamis, 01 September 2016 0 komentar

Kehilangan

Terkadang kita belum benar-benar mengharagai "sesuatu" sebelum apa yang disebut "sesuatu" itu hilang 

-Hikmah, saat-saat dimana tadi pagi kehilangan sesuatu dan alhamdulillahnya udah ketemu 
 
;